Kisah Om Jojo: Menjadi Sherpa bagi Korporasi, Menjaga Reputasi dan Membangun Narasi
Di balik setiap krisis korporasi yang terselamatkan, ada sosok yang tak selalu tampil di depan layar, tapi selalu memegang peta, membaca arah, dan menuntun tim melewati jalur-jalur curam reputasi. Sosok itu ibarat Sherpa—pendamping setia para pendaki yang ingin mencapai puncak, tapi tak selalu tahu jalan. Dalam dunia Public Relations Indonesia, Sherpa itu bernama Jojo S. Nugroho.
Topi fedora adalah ciri khasnya. Tapi lebih dari sekadar gaya, topi itu menjadi simbol dari karakter Om Jojo: nyentrik, tajam, dan penuh visi. Nama lengkapnya Suharjo Nugroho, namun industri PR mengenalnya sebagai Om Jojo—seorang navigator reputasi yang telah mengantarkan banyak korporasi melewati badai krisis menuju puncak kepercayaan publik.
Kariernya dimulai sebagai jurnalis. Enam tahun di ruang redaksi membuatnya mahir mengenali arah opini publik. Tapi instingnya mengatakan: “Saya tidak hanya ingin menyampaikan cerita. Saya ingin mengubah arah cerita.” Maka, ia berpindah jalur, menapaki dunia korporasi sebagai Marketing Promotion Head di Honda dan PR Manager di PT HM Sampoerna Tbk.
Puncaknya, ia mendirikan Imogen Public Relations, agensi independen yang kini masuk dalam jajaran Top 5 PR Agency di Indonesia. Selama hampir dua dekade sebagai Managing Director, Jojo telah memimpin ratusan misi komunikasi—mulai dari membangun narasi merek hingga menavigasi krisis skala nasional. Layaknya Sherpa, ia tidak mengambil alih spotlight. Tapi tanpanya, banyak yang takkan sampai ke puncak.
Salah satu masterpiece-nya yang dikenang dalam dunia PR dan brand activation adalah kampanye marketing PR Magnum Café di awal 2010-an. Dengan konsep yang menyatukan gaya hidup, pengalaman kuliner, dan kemewahan dalam satu ruang sosial yang “Instagrammable” (jauh sebelum itu jadi tren), kampanye ini berhasil menjadikan es krim sebagai simbol gaya hidup urban kelas menengah atas—dan mengubah cara orang memandang brand makanan cepat saji. Magnum Café bukan hanya tempat makan, melainkan tempat tampil. Dan di balik strategi komunikasinya, ada tangan dingin Om Jojo.
Tak berhenti di situ, ia ikut membangun Imajin PR & Research, mendirikan Arise! Indonesia—konsultan PR sosial yang fokus pada isu keberlanjutan dan lingkungan—dan Govcom Insight, mitra komunikasi strategis bagi instansi publik bersama mitra senior eks-Humas pemerintah. Di semua inisiatif ini, Jojo selalu hadir sebagai penjaga narasi dan penuntun arah.
Di dunia akademik, ia juga aktif sebagai pengajar di Program Studi Vokasi Humas Universitas Indonesia. Di sanalah ia melahirkan Makaravox UI, inkubator PR Agency mahasiswa yang ia pimpin langsung sebagai COO—menjadikan kampus bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempat berlatih memimpin komunikasi dunia nyata.
Aktivismenya tak pernah padam sejak mahasiswa. Dari Ketua HMIK FISIP UI, hingga menjabat Ketua Umum APPRIdua periode (2017–2023), Ketua Departemen Komunikasi ISKI, hingga menjadi Asesor Kehumasan BNSP dan penguji Pranata Humas di Kementerian Komunikasi dan Digital. Setiap peran yang diambilnya, selalu bertumpu pada misi: menjaga standar, menumbuhkan talenta, dan memperkuat ekosistem PR Indonesia.
Di ranah digital, Jojo juga dikenal sebagai Top LinkedIn Voice di bidang Public Relations, dengan lebih dari 11.000 pengikut yang menyimak pemikirannya. Ia menulis refleksi, berbagi strategi, dan membuka percakapan soal etika, isu, dan masa depan komunikasi strategis di Indonesia.
Pemegang 8 sertifikasi nasional di bidang PR ini telah menjelma menjadi wajah profesionalisme dalam industri. Tak heran, pada tahun 2021, MAW Talks Awards menobatkannya sebagai salah satu dari 10 Tokoh PR Paling Berpengaruh di Indonesia.
Om Jojo bukan hanya membangun reputasi—ia menjaga nilai. Bukan hanya membentuk narasi—ia membimbing generasi. Ia adalah Sherpa yang sabar dan tangguh, yang tahu bahwa reputasi bukan dibangun dalam semalam, tapi dituntun langkah demi langkah menuju puncak kepercayaan.
📌 Ikuti gagasan dan refleksinya lebih lanjut di:
📸 Instagram: @ceritaomjojo
🔗 LinkedIn: Jojo S. Nugroho