Skip to main content

PR AGENCY JAKARTA – Dunia Public Relations (PR) bukan hanya tentang kisah sukses dan strategi komunikasi yang menginspirasi.

Ada sisi gelap yang jarang dibicarakan, namun berdampak besar terhadap masyarakat dan lingkungan.

Buku “Dark PR”: How Corporate Disinformation Harms Our Health and the Environment” oleh Grant Ennis mengupas tuntas praktik PR yang tidak etis, yang bertujuan untuk memanipulasi, menyesatkan, atau menipu publik.

Grant Ennis, dalam karyanya “Dark PR”, tidak hanya mengungkap praktik PR merugikan tetapi juga menyajikan contoh nyata yang membangkitkan kesadaran.

Industri rokok dan strategi Dark PR-nya untuk menyangkal hubungan antara merokok dan kanker adalah salah satu kasus paling terkenal.

Dengan strategi yang licik, industri ini berhasil menyesatkan publik dan regulator tentang risiko kesehatan yang sebenarnya, menunjukkan betapa merusaknya praktik Dark PR.

Kasus industri rokok ini bahkan diangkat ke layar lebar dalam film “Thank You for Smoking”.

Film ini bercerita tentang Nick Naylor, juru bicara karismatik untuk Big Tobacco, yang berusaha mempromosikan rokok sambil menjadi role model bagi putranya.

Nick, dengan kecerdikan dan kemampuan berargumennya, berhasil membalikkan argumen kesehatan publik tentang merokok, menekankan pada hak asasi individu untuk merokok.

Nick menggunakan berbagai taktik Dark PR untuk mempengaruhi opini publik, bergabung dengan “MOD Squad” (Merchants of Death), mengunjungi Hollywood untuk mempopulerkan rokok di film, dan memanipulasi debat publik untuk mendukung industri rokok.

Film ini mengeksplorasi bagaimana media, politik, dan kekuatan korporat berkolusi untuk mempengaruhi masyarakat, seringkali dengan mengorbankan kebenaran dan kesehatan publik.

“Thank You for Smoking” menyajikan pandangan sinis namun menghibur tentang industri rokok dan praktik Dark PR, menyoroti taktik licik untuk membela produk mematikan.

Ini mencerminkan dunia PR yang sering beroperasi di area abu-abu etika, di mana kebenaran bisa dibentuk sesuai kebutuhan.

Mengambil inspirasi dari buku tersebut, praktik serupa terungkap di Indonesia, terutama dalam penanganan kebakaran hutan dan kabut asap.

Kasus ini bukan hanya bencana alam, tetapi tentang bagaimana informasi disajikan dan diputarbalikkan untuk melindungi kepentingan tertentu.

Kebakaran hutan, sering terkait dengan pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, menyebabkan kabut asap parah yang menyebar ke negara tetangga.

Di balik itu, praktik Dark PR menciptakan narasi yang menyesatkan. Perusahaan-perusahaan tertuduh menyangkal keterlibatan mereka atau mengalihkan tanggung jawab, meski bukti menunjukkan kontribusi signifikan dari aktivitas mereka.

Sama seperti industri tembakau, dalam kasus ini Dark PR digunakan untuk mengalihkan tanggung jawab atas bencana lingkungan.

Misinformasi dan penyangkalan menjadi alat untuk melindungi kepentingan korporat, dengan kesehatan publik dan kelestarian lingkungan menjadi korban.

Greenwashing, strategi yang digunakan beberapa perusahaan untuk tampak lebih ramah lingkungan, adalah bentuk lain dari Dark PR.

Melalui Greenwashing, perusahaan mencoba menutupi dampak lingkungan negatif, seringkali dengan klaim palsu tentang keberlanjutan produk.

Contoh klaim palsu oleh perusahaan tambang dan solusi palsu di Jepang menunjukkan bagaimana Greenwashing menyajikan diri sebagai peduli lingkungan, sementara kenyataannya berdampak negatif terhadap lingkungan.

Ini menggarisbawahi pentingnya transparansi dan verifikasi klaim oleh pihak ketiga independen, serta kritik publik aktif terhadap praktik yang merugikan lingkungan.

Dari buku Grant Ennis, kita belajar bahwa Dark PR bukan hanya teori tetapi praktik nyata yang berdampak pada banyak aspek kehidupan.

Di Indonesia, pengaruhnya terasa dalam cara isu lingkungan dan kesehatan publik ditangani.

Upaya untuk mengaburkan kebenaran dan menghindari tanggung jawab menunjukkan betapa pentingnya transparansi dan etika dalam hubungan masyarakat.

Dalam menghadapi bayang-bayang praktik Dark PR yang merusak, kisah dalam buku Grant Ennis tidak hanya menjadi pencerahan tetapi juga seruan untuk bertindak.

Kini, tugas kita adalah mengubah kesadaran menjadi aksi nyata. Dengan keberanian untuk mempertanyakan dan kritis terhadap informasi yang kita terima, setiap dari kita dapat menjadi agen perubahan.

Langkah kita, apa pun itu, meskipun kecil, akan membentuk masa depan yang lebih transparan dan bertanggung jawab.

Mari kita bersama-sama membuktikan bahwa kejujuran dan integritas masih menjadi pilar utama dalam membangun narasi untuk generasi yang akan datang.***

WeCreativez WhatsApp Support
Om Jojo is here to answer your questions.
👋 Hi, how can I help?